Penggunaan Bahasa Sunda Dilihat Dari Sejarahnya

Bahasa Sunda Jul 31, 2019 No Comments

Daftar Isi

Bahasa sunda cukuplah familiar di telinga. Hampir setiap saat, Anda mungkin akan mendengar beberapa patah kata berbahasa sunda tersebut. Namun tahukah Anda jika bahasa tersebut telah mengalami perubahan sejak beberapa tahun yang lalu?

Bahasa mayoritas masyarakat di Jawa Barat ini memang cukup menarik. Bahasa ini termasuk dalam kategori bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur terbesar di nusantara di bawah bahasa Jawa. Tidak heran jika bahasa ini masih eksis digunakan oleh sejumlah masyarakat dalam berkomunikasi.

Andapun kerap mendengar orang-orang menuturkan dengan bahasa ini. Salah satunya adalah melalui layar televisi. Karena hampir sebagian publick figure berasal dari sunda. Dan kadang kala public figure tersebut nyeletuk dengan bahasa daerahnya.

Hanya saja, bahasa ini sudah mengalami perubahan. Perubahan dalam penggunaan bahasa ini terjadi sejak lama. Makanya, Anda mungkin akan kesulitan untuk menemukan bahasa asli yang masih dituturkan oleh masyarakat sunda.

Letak Perbedaan Dalam Penggunaan Bahasa Sunda

Eksistensi bahasa sunda tidak diragukan lagi. Sejumlah public figure yang Anda kenal kebanyakan datang dari tanah sunda. Bahasa ini juga sering digunakan dalam berkomunikasi.

Uniknya, bahasa ini tidak hanya dituturkan oleh masyarakat asli sunda. Melainkan orang-orang dari daerah lain juga turut menuturkannya. Alasannya adalah bahasa ini termasuk bahasa yang memiliki banyak penutur. Kemudian, bahasa ini juga lebih mudah dipelajari.

Walaupun begitu, bahasa yang digunakan saat ini tidaklah seotentik jaman dahulu. Bahasa ini mengalami perubahan besar sejak era penjajahan di beberapa tahun silam. Letak perbedaannya ada pada tingkatan dalam penggunaan bahasa.

Saat ini, Anda tentunya akan mengenal bahasa kasar, bahasa sedang, dan bahasa alus. Ketiga tingkatan ini jelas akan dituturkan ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda. Contohnya adalah bahasa bogor alus atau bahasa bandung alus yang harusnya dituturkan ketika berhadapan dengan orang yang dihormati.

Dahulu, bahasa ini tidak memandang tingkatan. Seorang raja, bangsawan dan masyarakat awam hanya menggunakan bahasa yang sama. Tentunya tanpa mengenal perbedaan dalam penggunaannya.
Bisa dikatakan jika bahasa sunda lama itu bahasa yang demokratis. Bisa digunakan oleh siapapun, dan ditujukan untuk siapapun tanpa memandang status sosial lawan bicaranya.

Ini jelas berbeda sekali dengan apa yang Anda temui saat ini. Bahasa ini mulai mengenal apa itu tingkatan. Dan penggunaan bahasa ini jelas tidak boleh sembarangan.
Ketika Anda menggunakan bahasa ini secara sembarangan, jelas Anda akan dipandang tidak sopan. Anda juga dipandang sebagai orang yang tak memiliki tata krama. Makanya, Anda mungkin butuh belajar bahasa yang lebih sopan untuk melengkapi kemampuan bahasa Anda tersebut.

Kapan Pergeseran Dalam Penggunaan Bahasa Sunda Terjadi?

Dikatakan sebelumnya jika bahasa sunda lama tidak mengenal status sosial. Bahasanya tetap sama meskipun digunakan oleh orang-orang yang berbeda. Lalu, sejak kapan pergeseran dalam penggunaan bahasa tersebut?
Adanya stratifikasi dalam berbahasa ini tak lain disebabkan oleh runtuhnya kerajaan Pajajaran oleh kasultanan Banten. Kurang lebih di abad ke-16.

Pada saat itu, orang-orang sunda masih sejajar dalam urusan berbahasa. Tapi untuk urusan tingkatan sosial, masyarakat manapun sama. Yakni memiliki tingkatan kasta.
Di abad 16, cara berbahasanya masih sama. Tapi masuk abad 17-18, cara berbahasanya mulai berubah. Perubahan ini tak lain disebabkan oleh adanya pengaruh budaya luar. Dalam kasus ini, bahasa Jawalah yang berperan.

Ini tidaklah mengherankan karena kasultanan Banten merupakan bagian dari kerajaan Mataram. Dan kerajaan ini sepenuhnya menggunakan bahasa jawa. Sampai-sampai, budaya jawa juga ikut tenggelam di dalamnya.
Di dalam bahasa dan adat Jawa, orang akan mengenal perbedaan dalam penggunaan bahasa. Ada beberapa tingkatan bahasa yang mestinya harus digunakan. Terutama bila dikomunikasikan dengan lawan bicara.
Pajajaran yang saat itu takluk di tangan kasultanan Banten mau tidak mau harus mengikuti aturan yang diberlakukan. Budaya Jawa yang dibawa ikut melebur ke dalam budaya sunda. Akibatnya, perubahan dalam berbahasa tidak terelakkan.

Sampai saat ini, bahasa sunda masih mengenal tingkatan dalam berbahasa. Dan ini juga merupakan bentuk perkembangan bahasa yang dinilai lebih baik. Kenapa? Karena bahasa ini mengedepankan sisi sopan ataupun tidak sopan manakala dituturkan oleh seseorang.

Masihkah Ada Penutur Bahasa Sunda Asli Saat Ini?

Tidak dipungkiri jika bahasa sunda mulai dikenal masyarakat luas. Kedekatan bahasa ini dengan bahasa jawa membuatnya semakin kuat. Bahkan, eksistensinya masih sangat terjaga bila dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya.

Memang ada pergeseran dalam cara menuturkannya, namun kenyataannya bahasa sunda asli masih ada yang menggunakannya. Tentunya, bahasa asli ini masih mengenal kesejajaran dalam penggunaan bahasanya. Entah itu dijadikan alat komunikasi dengan orang terhormat ataupun orang awam.
Jumlahnya tidaklah begitu banyak bila dibandingkan yang sudah mengalami perubahan bahasa. Tapi inilah sisi keunikan dari bahasa ini. Bahasa yang otentik, penuh dengan nilai kesetaraan masih dijunjung tinggi oleh sebagian masyarakat sunda.

Orang yang masih menggunakan bahasa sunda lama adalah orang baduy. Masyarakat ini bisa dianggap sebagai penjaga bahasa lama yang agaknya mulai terpinggirkan oleh pengaruh budaya luar.
Kenapa masyarakat baduy bisa menjaganya? Alasannya adalah masyarakat baduy di masa runtuhnya Pajajaran, masyarakatnya memilih untuk mengasingkan diri. Sampai saat ini, suku asli Sunda ini masih mempertahankan apa yang diawariskan oleh orang terdahulu.

Saat ini, Anda juga masih bisa mengetahui beberapa kata dari bahasa sunda lama. Hanya saja, kosakata yang mungkin Anda temukan bisa dibilang bahasa yang kasar. Tapi itulah bahasa asli yang sedari awal menjadi alat komunikasi di masa lampau.

Fani Ingglis

~To be a long life learner and with ink to the cemetery~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *