Daftar Isi
Perkembangan bahasa Jawa sangatlah baik dui masa lampau. Menguasai bahasa ini bisa memberikan keuntungan. Karena bahasa ini memiliki banyak penutur di tanah air. Meskipun tergolong sebagai bahasa daerah, nyatanya bahasa ini lebih sering digunakan. Bukan hanya di tempat asalnya saja, tapi di berbagai pelosok negeri. Menariknya lagi, bahasa ini juga mulai dipelajari oleh masyarakat asing.
Mempelajarinya juga tidaklah sulit. Seseorang akan dengan mudah untuk memperoleh beberapa sumber yang bisa digunakan untuk mempelajari bahasa ini. Makanya, orang lain yang matang dengan bahasa lain akan dengan mudah menguasai bahasa ini.
Sekilas Mengenal Bahasa Jawa
Bahasa jawa adalah salah satu bahasa daerah yang dituturkan di pulau Jawa. Terhitung, penuturnya ada di Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sementara untuk di Jawa Barat, bahasa ini hanya sebagian kecil yang menuturkannya.
Kenapa bisa begitu? Karena Jawa Barat ditinggali oleh berbagai etnis. Diantara yang menempatinya adalah etnis Sunda. Tentu saja, bahasa yang paling sering diengar adalah bahasa tersebut.
Yang tak kalah penting, bahasa pemersatu bahasa Indonesia akan lebih sering didengar. Secara, di kawasan ini merupakan pusat pemerintahan Indonesia.

Wisata Kuda di Bromo. Foto Dokumentasi : TheDimsum.ID – Dimsum Halal
Walaupun begitu, sejumlah masyarakat yang tinggal di Jawa Barat juga ada yang bertutur dengan bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi di tiap harinya. Terlebih etnis Jawa yang telah atau baru saja datang ke kawasan tersebut.
Perlu diingat bahwa jumlah penduduk dari tanah Jawa sangatlah besar. Sebagian besar masyarakatnya meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di luar kota. Bahkan sampai pergi ke luar jawa ataupun luar negeri. Banyaknya masyarakat jawa yang pergi, lantas orang-orang dengan kekerabatan yang sama kadang membentuk sebuah komunitas. Komunitas inilah yang membuat bahasa ini sering dituturkan. Akibatnya, bahasa ini mulai menyebar luas.
Khusus di bagian luar jawa seperti Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya dan lain sebagainya juga ditempati oleh masyarakat jawa. Terutama ketika ada kebijakan pemerintah untuk mengirim sejumlah masyarakat jawa ke kaawasan tersebut.
Program yang dimaksud adalah program transmigrasi. Dari sinilah orang-orang jawa yang dikirim membuat komunitas jawa. Dari komunitas inilah, bahasa yang digunakan jelas bahasa asalnya. Dan semakin lama, bahasa ini terus dikenal luas oleh anak cucu mereka.
Menariknya lagi, komunitas ini tidak hanya ada di luar jawa saja. Melainkan tersebar luas di mancanegara. Mulai dari Malaysia, Perancis, bahkan Belanda dengan Suriname yang dikenal dengan penduduknya yang berasal dari suku jawa asli.
Tata Bahasa Bahasa Jawa
Bicara mengenai tata bahasanya, bahasa jawa ini merupakan bahasa yang mengedapankan sisi sopan dan tidak. Ada tingkatan dalam penggunaan bahasa tersebut. Diantaranya adalah tingkatan bahasa ngoko, madya dan krama.
1. Tingkatan Bahasa Ngoko Jawa
Tingkatan bahasa yang satu ini bisa dibilang sebagai tingkatan paling bawah. Seseorang yang harusnya menggunakan bahasa ini adalah mereka yang memiliki status sosial tinggi pada seseorang dengan strata berada di bawahnya.
Contohnya adalah orang tua yang berbicara dengan anaknya. Bahasa ngoko ini sangatlah lazim digunakan. Sementara anak-anak seharusnya tidak berbicara dengan bahasa ini bila berkomunikasi dengan orang tua.
Kenapa? Karena cara berbicara ini dianggap tidak sopan. Artinya, tidak ada kesan menghormati lawan bicaranya.
Biasanya, tingkatan bahasa ini juga digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi dalam dunia pergaulan. Terutama meraka yang sudah menjalin pertemanan biasa. Artinya, ini adalah bahasa lazim untuk bahasa pergaulan dengan sesam teman.
2. Tingkatan Bahasa Jawa Madya
Tingkatan bahasa yang kedua ini disebut dengan madya. Ini merupakan tingkatan bahasa yang memadukan antara bahasa jawa kasar dan bahasa jawa alus/krama. Penggunaannya juga lebih sering dibandingkan dengan bahasa ngoko.
Penggunaannya akan lebih sering, dan ini dianggap sebagai bahasa yang lebih baik ketimbang ngoko. Karena ada sifat unggah-ungguh atau saling menghormati pada orang yang diajak bicara.
Bahasa ini bisa digunakan oleh orang yang baru berkenalan, bisa juga orang yang sudah sangat kental persahabatan atau persaudaraannya. Makanya, cara yang terbaik untuk berbicara bahasa ini adalah dengan memanfaatkan tingkatan bahasa yang kedua.
3. Tingkatan Bahasa Jawa Krama
Untuk yang ketiga adalah bahasa krama. Bahasa ini tingkatannya paling tinggi. Biasanya digunakan oleh orang yang lebih muda pada orang yang lebih tua maupun orang yang dihormati.
Penggunaannya jauh lebih sopan dan formal. Seseorang akan sangat pantas menggunakan bahasa ini bila berbicara dengan kyai, orang yang dituakan dan orang yang memiliki pengaruh di daerah tersebut.
Namun bila digunakan untuk berbicara keseharian dengan teman, nampaknya tingkatan bahasa ini tidak selalu digunakan. Karena tingkatan bahasa ini kurang pas untuk dunia pergaulan meskipun sangatlah bagus.
Tantangan Yang Dihadapi Pemerintah Seputar Bahasa Jawa
Tidak diragukan lagi jika bahasa jawa merupakan bahasa paling kuat di masa lalu. Pengaruhnya masih bisa dirasakan sampai saat ini. Karena memang kerajaaan masa lampau menanamkan bahasa ini pada setiap masyarakat.
Seiring dengan perkembangan jaman, bahasa jawa yang semula menjadi bahasa komunikasi semakin lama semakin menurun penggunaannya. Terlebih ketika masa pemerintahan republik Indonesia. Khususnya di era orde baru.
Sampai saat ini, bahasa ini juga mulai terpinggirkan. Pengajaran bahasa tersebut di sebuah instansi pendidikan tidak lagi digalakkan. Padahal bahasa ini merupakan bahasa yang sangat kuat akan sejarahnya.
Terdapat banyak karya sastra dan keilmuan yang ditulis dengan bahasa jawa ini. Namun karena pengaruh bahasa lain dan adanya kebijakan untuk menggunakan bahasa lainnya, maka bahasa ini agaknya mengalami penurunan.
Ketika bahasa ini mulai tidak diajarkan di sebuah instansi pendidikan, dikhawatirkan banyak anak bangsa yang tidak mengenal sejarah bumi nusantara masa lampau. Ini sudah terlihat dengan tidak banyak yang mampu membaca karangan yang dituliskan dengan aksara jawa. Jadi, jika tidak ingin kehilangan jati dirinya, ada baiknya bahasa jawa kembali dipelajari dan diajarkan dengan tekun di dunia pendidikan.